Jakarta - Sejak tahun 2001, setiap tahun di bulan-bulan tertentu udara di Jakarta selalu mengalami penurunan kualitas, alias tidak sehat. Mencuatnya kembali isu kualitas udara buruk di kota metropolitan ini antara lain terlihat dari situs pemantau kualitas udara IQAir memberikan penilaian angka lebih 150, jauh melampaui standar pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Angka kualitas udara dalam kategori baik 0-50.
Seperti pada Rabu, awal Juli lalu, pukul 04.00 WIB platform informasi pemantau kualitas udara yang berdiri sejak tahun 1963 ini menempatkan Jakarta sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Pencantuman itu berdasarkan poin angka mencapai 188 dengan konsentrasi polutan PM 2,5 sebesar 108,5 mikrogram per kubik.
Pemerintah Jakarta pun melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berupaya menyajikan data dengan meluncurkan platform bernama “Udara Jakarta”. Wadah yang mengintegrasikan data pemantauan kualitas udara baik dari pemerintah maupun non pemerintah ini bisa diakses melalui website udara.jakarta.go.id.